Friday, November 15, 2019

BUKAN TENTANG LANGIT SURABAYA

Sumber Pribadi: Tiket KAI Gumarang
Di atas KAI Gumarang dari Jakarta (Pasar Senen) tujuan Surabaya (Pasar Turi) bukan menceritakan rahasia di jantung, rindu di otak dan petualangan di aliran darah melainkan tentang memory yang sudah tersimpan lama diantara kita dan terus terjaga.

Sumber Pribadi: SMF Forensik RSS (rada horor)
Orderan grab tujuan Instalasi Kamar Ma*at RSS pada pukul 03.35 dini hari terlalu membuat kesan pada driver-nya. Telpon berbunyi “mas benar tujuan orderannya ngga salah kan?” kalimat pertama terlintas dari driver. Sambari tertawa saya menjawab “ia mas benar itu tujuannya”. Drivernya juga bertanya “ada perlu apa ke RSS??? Jawabku “ada perlu penting mas”. Sambungnya “jam segini saya kira setan yang order ke sana, tapi ternyata si mas haha”.

Sumber Pribadi: Penyandar terbaik
Dan akhirnya saya sampai di depan SMF Forensik. Dari depan nampak gedungnya sunyi dan hanya terdengar dentingan suara jarum jam. Tok, tok (mengentok pintu) tetapi ngga ada balasan, ditelpon sebanyak 3x juga ngga dijawab. Terlintas di otak bahwa ada 1 kontak temannya yang saya save dan tak menunggu lama langsung menelpon, ngga dijawab telponnya juga tetapi tiba-tiba orang yang saya cari membuka pintu (pe*ukan). Ada segudang pertanyaan yang mau diungkapkan dan didengarkan antara kita berdua, salah satunya "apa kabar???" Lihat tanda tanya itu, artinya bukan jarak yang memisahkan tetapi masing-masing dari kita sementara mengumpulkan kepingan masa depan bersama! Ketika Pencipta dan semesta mempertemukan kita kembali disini setelah sekian purnama dilewati tanpa ada sandaran di pundak tetapi terwujud di kota ini, Surabaya.

Sumber Pribadi: Dia tau saya lapar dengan sendirinya
(Efek kode alam sejak 2015 silam mungkin)
Matahari telah terbenam di ujung barat barulah kita jalan-jalan keliling Kota Surabaya. Dalam perjalanan kita selalu mengabadikan moment dan juga ngobrol sesuatu yang pasti (ia pasti lapar tentunya). Banyak tempat makan yang harganya mulai “goceng”, “ceban” bahkan ada yang sampai menyentuh harga “ce tiao” di kota ini. Bagi kita bukan tempatnya yang romantis tetapi dengan siapa kita berada sekarang. Hal ini terulang kembali seperti rutinitas waktu di Ambon hanya menunya berbeda dimana bukan nasi bagadang (nasi kuning) yang dibalut ikan asar.

Sumber Pribadi: Nongkrong sekitaran Plaza Surabaya
Surabaya tidaklah seperti Ambon, berbeda sekali. Bukan soal gagahnya  gedung-gedung tinggi tetapi soal pertemuan kita berdua di sini. Jakarta juga tidak sama seperti Surabaya yang hanya mampu menyembunyi rindu dari dia dan pula bukan seperti Ambon yang sunyi tanpa saya. Di depan ponsel kita kerap senyum-senyum sendiri dengan melantunkan pertanyaan klasik, sibuk apa hari ini atau sudahkah makan hari ini? Tetapi berbeda dengan sekarang dimana saling bertatapan, bagiku ini visualisasi terbaik selama berjauhan. Kota Pahlawan dengan nuansa malamnya terlalu memanjakan diri pada pertemuan singkat yang bermakna. Dan panasnya langit Surabaya di waktu siang sangat menyengat tetapi ada kehadiran atmosfer kutub disamping diri ini.

Sumber Pribadi: Bethany Nginden Surabaya
Merayakan hari minggu dan hari Pahlawan (10/11/2019) bersamaan-sama dari sekian milyar detik berjauhan di Gereja Bethany Nginden Surabaya. Apa itu definisi Pahlawan? Jawaban saya "dalam kesibukan tetapi tidak pernah lupa sisipkan beberapa jam untuk beribadah pada Tuhan (Ibrani 10:25)". Semoga tetap sehat dan terus sehat serta sukses untuk menggapai masa depan bersama. "Imanuel" (Mat 1:23). 




Sumber Pribadi: Loading X-mas

No comments:

Post a Comment