Wednesday, July 16, 2014

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GE


BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Penyakit pada sistem pencernaan merupakan masalah yang sudah umum terjadi di masyarakat. Dan Gastroenteritis adalah imflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus dan parasit. Manifestasi klinis utama yautu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi.
Diare adalah dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari 200gr/hari) dan konsistensi feses cair. (Smeltzer,2001:1093)

Diare adalah buang air besar (defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),kandungan air tinja lebih bnyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24 jam.Definisi lain memakai criteria frekuensi,yaitu buang air encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar tersebut  dapat/tanpa disretai lender dan darah.(Sudoyo,2007:408)

Data Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia saat ini adalah 230-330 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 – 2,2 episode diare setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita (Ratnawati, 2008)
Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Karena pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup di masa lalu kemungkinan telah timbul kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas atau multi drug resistance (MDR).

B.   RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana Gastroenteritis pada klien bisa terjadi ?
  2. Apa tanda dan gejala yang muncul (manifestasi klinis) Gastroenteritis pada klien ?
  3. Apa pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan Gastroenteritis pada klien ?
  4. Bagaimana cara menangani gangguan pencernaan akibat penyakit Gastroenteritis klien ?
  5.  Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis klien ?

C.   TUJUAN

1.    Tujuan Umum
a.    Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan Gastroenteritis.

2.    Tujuan Khusus
a.    Mendapat Nilai
b.    Menjelaskan konsep dasar Gastroenteritis
c.    Menjelaskan asuhan keperawatan klien dengan Gastroenteritis, meliputi :
                                          i.    Pengkajian Gastroenteritis.
                                        ii.    Mengidentifikasi diagnosa  keperawatan pada klien dengan Gastroenteritis.
                                      iii.    Melakukan perencanaan pada klien dengan Gastroenteritis.



D.   MANFAAT
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan laporan ini adalah:
1.    Manfaat umum
a.      Mendapatkan pengetahuan tentang Gastroenteritis.
b.      Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada klien Gastroenteritis.

2.    Manfaat khusus
a.      Mandapat nilai.







BAB II
PEMBAHASAN


A.   KONSEP MEDIS

1.    Definisi Gastroenteritis ( GE ) atau Diare

Gastroenteritis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau mencerna toksin (Tucker, dkk, 1998: 958). Pendapat lain dikemukakan oleh Daldiyono (1997: 21) bahwa diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dengan kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya.
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).

Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang pathogen.

2.    Etiologi 

1.         Faktor infeksi
a.      Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
b.      Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2.         Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak.Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
3.         Faktor Makanan:
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4.         Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

3.    Gejala Klinis
Gejala klinis dari diare, yaitu :
a.    Haus
b.    Lidah kering
c.    Turgor kulit menurun
d.    Suara serak
e.    Nadi meningkat
f.     Keringat dingin
g.    Muka pucat
h.    Mual, muntah
i.      Demam
j.      Nyeri perut/kejang perut
k.    Mata cowong

4.    Patofisiologi
Sering defekasi
Pengeluaran asam laktat berlebihan
MK diare b.d infeksi
 

5.    Manifestasi Klinik
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemungkinan timbul diare.Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan / lender, warna tinja berubah menjadi kehijau – hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan / sesudah diare.Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun.Pada bayi, ubun – ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering.

6.    Klasifikasi
Gastroenteritis (diare) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a)  Ditinjau dari ada atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
1)     Diare infeksi spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan Enterotolitis nektrotikans.
2)     Diare non spesifik : diare dietetis.
b)  Ditinjau dari organ yang terkena infeksi diare :
1)     Diare infeksi enteral atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh bakteri, virus dan parasit.
2)     Diare infeksi parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya: diare karena bronkhitis.
c)  Ditinjau dari lama infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1)     Diare akut : Diare yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berlangsung cepat dan berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
2)     Diare kronik, dalam Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia (PIB – BK GAI) ke 1× di Palembang, disetujui bahwa definisi diare kronik ádalah diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990).

7.    Komplikasi
Gastroenteritis (diare) dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi akibat mencret, yaitu :
a.    Dehidrasi, baik ringan, sedang, maupun berat, akibat banyaknya kehilangan cairan tubuh saat diare berlangsung, dehidrasi biasa terjadi pada anak kecil.
b.    Syok hipovolemik, terjadi apabila tubuh tidak mampu lagi melakukan kompensasi
c.    Cardiac disarhytmia, terjadi akibat gangguan elektrolit yang terjadi ketika diare berlangsung.
d.    Hiponatremia, konsentrasi natrium serum yang kurang dari 136meq/liter , hal ini terjadi karena banyaknya natrium yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.
e.    Hipokalemia, konsentrasi kalium serum yang kurang dari 3,5 meq/liter , hal ini terjadi karena banyaknya kalium yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.
f.     Hipokalsemia, terjadi akibat rendahnya kadar kalsium dalam tubuh , hal ini terjadi karena banyaknya kalsium yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.
g.    Hipomagnesemia, konsentrasi magnesium kurang dari 1,7 mg/100 ml, hal ini terjadi karena banyaknya magnesium yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.

8.    Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
a.    Pemeriksaan Tinja
Ø Makroskopis dan mikroskopis.
Ø pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
Ø Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

b.    Pemeriksaan Darah
Ø pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
Ø Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

c.    Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

9.    PENATALAKSANAAN MEDIS

1)  Penatalaksanaan Kegawat Daruratan
a.  Penggantian cairan intra vena (IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 10- 20 ml)
b.  Pemberian suplemen nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
c.   Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.
d.  Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.
e.  Pemberian obat anti diare yang dikomendasikan antibiotic
f.    Obat antiemetic yang digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi

2)  Terapi / tindakan penanganan
a.    Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
Ada 2 jenis cairan yaitu:
1)     Cairan Rehidrasi Oral (CRO) :
Ø  Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL, NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
Ø  Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen di atas misalnya: larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain, disebut CRO tidak lengkap.
2)     Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP)
Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi parenteral tunggal.

b.    Pemberian obat antidiare untuk menormalkan sekresi sehingga dapat  mengembalikan keseimbangan cairan (Kelompok anti sekresi selektif, opiat dan absorbent).

c.    Antibiotik
Pemberian antibotik secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal), Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari  oral atauIV).

















CONTOH KASUS

            Tn. E (38) mengantarkan anaknya ke RSU Dr. Haulussy Ambon bernama An. M (12) masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari  7 kali di rumah dan muntah 1  kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang tua klien mengatakan awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu banyak makan  mangga. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli diapotik, namun tidak ada perubahan. karena kawatir akan kondisi anaknya orang tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Dr. Haulussy Ambon pada tanggal 09 Juni 2014 / 23.00 WIT.




















B.   KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

      I.        PENGKAJIAN


A.     Anameses

1.    Identitas Klien
N a m a                      : An. M
Tanggal lahir/Umur : 25 April 2014/12 Tahun
Jenis kelamin           :  Perempuan
A g a m a                 :  Kristen
Suku/Bangsa           :  Sanger / Indonesia
A l a m a t                   :  Kelurahan Benteng
Tanggal / jam MRS  :    09 Juni 2014 / 23.00 WIT
Tanggal / jam Pengkajian    :   10 Juni 2014/08.00 WIT
No. Register              :  070061
Diagnosa Medis       :  Gastroenteritis atau Diare
2.    Identitas Penanggungjawab
N a m a                      : Tn. E
U m u r                       : 38 tahun
Jenis kelamin           : Laki-laki
A g a m a                   : Kristen
Suku/Bangsa                       : Sanger/Indonesia
A l a m a t                   : Kelurahan Benteng
Pekerjaan                  : Swasta
Hubungan dengan klien    : Ayah (orang tua)

B. Riwayat Penyakit

1.    Kronologi / Alasan MRS
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari  7 kali di rumah dan muntah 1  kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang tua klien mengatakan awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu banyak makan  mangga. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan yang dibeli diapotik, namun tidak ada perubahan. karena kawatir akan kondisi anaknya orang tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Dr. Haulussy Ambon pada tanggal 09 Juni 2014 / 23.00 WIT

2.    Keluhan utama
BAB encer lebih dari 7 kali sehari

3.    Keluhan Saat Dikaji
Ayah klien mengatakan anaknya sudah BAB encer bercampur lendir ± 4 kali sejak pagi hari , klien mengatakan Nafsu makan tidak ada, orang tua klien mengatakan anaknya muntah 1 kali, klien juga mengatakan bahwa perutnya terasa sakit, sakit seperti melilit, dirasakan pada  seluruh bagian perut, nyeri di rasakan hilang timbul, skala nyeri 6.

4.    Riwayat Kesehatan Sekarang
BAB encer lebih dari 7 kali sehari

5.    Riwayat kesehatan masa lalu
d)     Menurut orang tua klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk rumah sakit  dan di rawat inap di ruang Anggrek dengan kasus DBD,  orang tua klien juga mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap telur dan mie instan namun tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan.
e)     Orang tua klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular atau alergi terhadap makanan dan obat-obatan

6.    Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua klien mengatakan dulu adik dari ibunya pernah menderita berak-berak namun tidak sampai di rawat di RS, orang tua klien juga mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita alergi makanan dan obat-obatan.

7.    Genogram

8.    Psikososial

a)    Tingkat pengetahuan tentang penyakit yang derita
Keluarga klien mengatakan tidak mengetahui dengan pasti tentang penyakit yang di derita anaknya. Mereka hanya mengetahui bahwa anaknya sakit perut dan berak-berak.

b)    Perilaku untuk mengetahui masalah kesehatan/penyakit (Koping)
Keluarga hanya memberikan obat entrostop yang di beli di apotik.

c)    Data psikososial
Menurut ibu klien, klien biasa bermain dengan teman-teman sekolahnya dan teman-teman di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Hubungan klien dan orang tua klien dengan tenaga kesehatan baik.Ibu klien merasa khawatir dengan penyakit anaknya karena anaknya berak-berak dan muntah tetapi ibu selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh. Ekspresi wajah orang tua klien cemas. Orang tua kooperatif terhadap akan semua tindakan yang dilakukan.

d)    Riwayat spiritual
Orang tua klien beragama kristen. Klien biasa menjalankan ibadah remaja dan ibadah setiap hari minggu.

e)    Pola kegiatan sehari-hari
Pola kegiatan sehari-hari An. M dengan kasus diare derajat ringan diruang teratai anak RSU Dr. Haulussy Ambon tanggal 10 Juni 2014
No
Kegiatan Sehari-hari
Sebelum sakit
Saat sakit
1
Nutrisi :
Jenis makanan
Pola makan
Frekwensi
Porsi
Nafsu makan
 
nasi + lauk pauk
Teratur
3 x sehari
1 piring dihabiskan
Baik
 
Bubur + lauk pauk
Teratur
3 x sehari
Tidak dihabiskan 2-5
sendok (1/4 porsi)
2
Minum :
Frekwensi minum
Pola minum
Jenis minum
Jumlah minuman
 
Sering
Air putih, susu, teh
Air putih, susu
250 cc – 500 cc
 
Sering
Air putih, susu, teh
Air putih, susu
250 cc – 500 cc
3
Eliminasi
BAK :
Frekwensi
Warna
Bau
BAB :
Frekwensi
Warna
Konsistensi
 

4 – 5 x/sehari
Kuning jernih
Amoniak

1 – 2 x/hari
Kuning
Lunak
 

3 – 4 x/sehari
Kuning jernih
Amoniak

4 x/hari
Kuning kecoklatan
Encer, berlendir, berampas

Pola kebiasaan sehari-hari An. M kasus diare derajat ringan diruang teraratai anak RSU Dr. Haulussy Ambon tanggal 10 Juni 2014
No
Pola kebiasaan
Sebelum sakit
Saat sakit
4
Pola istirahat (tidur)
Tidur malam

Tidur siang
 
Jam 22.00 s/d 06.00
Jam 14.00 s/d 15.30
 
Jam 21.00 s/d 05.00
Jam 11.00 s/d 14.00

5
Personal Hygiene
Mandi


Gosok gigi
Cuci rambut
Ganti pakaian
 
2 x sehari
2 x sehari
3 x seminggu
Setiap mandi
 
Belum pernah


C.    PEMERIKSAAN FISIK

1.    Keadaan Umum
a)  Keadaan umum          : Lemah
b)  Kesadaran                   : Compos mentis
c)  Tanda-tanda vital       :
Suhu            : 38oc
Nadi  : 102 x/menit
R R   : 20 x/menit
TD     : 130/90 mmHg
d)  BB sebelum MRS       : 37 kg
e)  BB MRS                       : 35 kg
f)   BB ideal                       : 2n+9 (n=umur) à2×12+9= 33kg

2.    Pemeriksaan Persistem
Pengkajian Pernapasan (B1)
ü  Saat pengkajian tidak mengeluh sesak
ü  Irama jantung teratur
ü  Jenis pernapasan normal
ü  Suara napas vesikuler
Pengkajian Kardiovaskular (B2)
ü  Irama jantung regular dan mengeluh nyeri dada
ü  Suara jantung normal
ü  Takikardi
ü  Hipotensi
ü  CRT : 3 detik
ü  Akral : hangat
Pengkajian Neurosensori (B3)
ü  Lemah
ü  GCS : 4, 5, 6
ü  Saat pengkajian klien mengatakan pusing.
ü  Sclera anemis
ü  Konjungtiva anemis
ü  Tidak ada masalah gangguan pandangan,pendengaran dan penciuman
ü  Klien istirahat /tidut >8 jam/hari
Pengkajian Perkemihan (B4)
ü  Saat pengkajian klien mengatakan BAK normal 3-4x/hari
ü  Produksi urin <1000/hari
ü  Warna kuning jernih
ü  Bau amoniak
Pengkajian Pencernaan (B5)
ü  Mukosa kering
ü  Nyeri:
ü              P  : Mengonsumsi mangga
ü              Q : Tajam
ü              R : Abdomen
ü              S : 4 – 6
ü              T : 3 hari
ü  Saat pengkajian klien mengatakan BAB cair selama 7 kali sehari
ü  Nafsu makan menurun
ü  Makan hannya 3 sendok
Abdomen
Ø  Inspeksi  :  Permukaan perut datar,Tidak ada lesi,Tidak ada hipo / hiperpigmentasi kulit, Tidak nampak dalam keadaan acites.
Ø  Auskultasi : Peristaltik usus 24 x/menit, Bising usus (+).
Ø  Perkusi      : Terdengar bunyi hypertimpani
Ø  Palpasi      :    Tidak terdapat nyeri tekan, Turgor kulit menurun ,Tidak teraba adanya pembesaran limpa, Tidak teraba adanya massa.
Genetalia/Anus
Ø  Inspeksi    : tanpak adanya kemerahan
Ekstremitas Atas
Ø  Inspeksi         : Tangan kiri dapat digerakan dengan bebas. Sedangkan tangan kanan  terpasang IVFD RL 28 Tpm, Jari-jari  kedua tangan lengkap kuku bersih tidak ada oedema dan tanda sianosis,Lengan reflex bisep baik, trisep baik.
Ekstremitas Bawah
Ø  Inspeksi : Kedua kaki dapat digerakan dengan bebas,Jari-jari kedua kaki lengkap,Tidak ada sianosis,Tidak ada oedema maupun benjolan.
Ø  Palpasi       : Reflex KPR baik, aciles baik.

Pengkajian Musculoskeletal Dan Integument (B6)
ü  Pergerakan sendi bebas
ü  Kekuatan otot           5        5
5        5
ü  Turgor kulit kurang elastic
ü  Kulit kering
ü  Kelelahan

3.    Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Juni 2014 Jam 10.00 WIT
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Juni 2014
NO
NAMA
HASIL
SATUAN
NILAI NORMAL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
19,5
4,73
12,7
38,3
81,0
26,8
33,2
12,4
331
4,2
103/µL
103/µL
g/dl
%
103/ µL
g/dl
g/dl
%
103/ µL
5,0-10,0
4,50-5,50
14,0-17,0
40,0-48,0
82,0-92,0
27,0-31,0
32,0-36,0
10,0-18,3
150-400
5,0-10,0
Therapi/pengobatan pada tanggal 10 Juni 2014: 
NO
Jenis terapi/obat
Dosis
1.
2.
3.
4.
5.
cotrimoxazole
Dialac
Cefotaxim
Ketorolac
IVFD RL
2 x 1 tablet/oral
3 x 1gr/oral
2 x 1 gr/IV
2 x 1 amp/IV
28 tetes per menit
Therapi/pengobatan pada tanggal 11 Juni 2014
1.
2.
3.
Cefotaxim
Ketorolac
IVFD RL
2 x 1 gr/IV
2 x 1 amp/IV
RL 28 tetes per menit
Therapi/pengobatan pada tanggal 12 Juni 2014
1.
2.
Cefotaxim
IVFD RL
2 x 1 gr/IV
28 tetes per menit


4.    Klasifikasi Data
Data Subjektif
Data Objektif

a.    Klien mengatakan Buang air besar encer 4 kali sejak tadi pagi
b.    Klien mengatakan Warna faces kuning kecoklatan
c.    Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan
d.    konsistensi faces cair berlendir
e.    Ibu klien mengatakan anaknya muntah 1 kali
f.     Klien mengatakan perutnya sakit, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul.
g.    keluarga klien mengatakan tidak terlalu mengerti dengan penyakit yang di derita anaknya.
h.    Ibu klien mengatakan hanya memberikan obat entrostop yang di beli di apotik.
i.      Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah
j.      Ibu klien mengatakan BB anaknya turun 2 kg

a.    Keadaan umum: lemah
b.    Kesadaran: composmentis
c.    Ekspresi wajah klien meringis
d.    Klien muntah 1 kali
e.    Orang tua klien terlihat bingung.
f.     Klien menolak untuk makan
g.    Bising usus hiperaktif
h.    Porsi makan tidak di habiskan (1/4 porsi tidak di habiskan)
i.      Terpasang IVFD RL 28 Tpm
j.      Terapi oral (cotrimoxazole tablet dan dialac)
k.    Peristaltik usus 24 x/mnit.
l.      BB sebelum sakit :    37 kg
m.   BB saat sakit        :    35 kg
n.    Tanda-tanda vital
Suhu  :    38 oC
Nadi    :    102 x/menit
RR      :    20 x/menit
TD       : 130/90 mmHg
o.    Pemeriksaan laboratorium
10 Juni 2014 Jam 10.00
WBC 19,5 103/µL




    II.        ANALISA DATA
Tabel 3.7.  Analisa Data An. M dengan kasus diare  diruang teratai anak RSU DR. Haulussy Ambon tanggal 10 Juni 2014.
No
Symton
Etiologi
Problem
1
Data Subjektif
Ø klien mengatakan BAB encer  ± 4 kali tadi pagi
Ø klien mengatakan warna facesnya kuning kecoklatan
Ø klien mengatakan perutnya terasa nyeri
Ø Konsistensi feces cair
Data Objektif
Ø keadaan umum : lemah
Ø kesadaran : composmentis
Ø BAB encer ± 4
Ø Ekspresi wajah klien meringis
Ø Peristaltik usus 24 kali/menit
Ø Vital sign:
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SB : 38ºc
Ø Terpasang IVFD RL 20 Tpm
Ø Terapi oral (cotrimoxazole tablet dan dialac)
Ø WBC 19,5 103
Proses infeksi
Diare
2




Data Subjektf
Ø Klien mengatakan sakit perut, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul.
Data Objektif
Ø Ekspresi wajah meringis
Ø Skala nyeri 6
Ø TTV
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
WBC 19,5 103/µL
Hiperperistaltik usus
Nyeri
3




Data Subjektif
Ø Orang tua klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya
Data Objektif
Ø Orang tua klien gelisah dan bertanya - tanya tentang penyakit anaknya
Kurang terpajan informasi tentang penyakit
Kurang pengetahuan


   III.        DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
NO
Tgl / Jam
Diagnosa keperawatan
Paraf
1.

 2.

 3.


10 Juni 2014

10 Juni 2014

10 Juni 2014
Diare  b/d proses infeksi
(NANDA 2009-2011. Hal 123)
Nyeri b/d hiperperistaltik usus
(NANDA 2009-2011. Hal 410)
Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi tentang penyakit
(Doenges 1999. Hal 444)





  IV.        PERENCANAAN
Nama : An. M                                                            No. RM   : 0352
Umur  :12 tahun
No DX
DIAGNOSA KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
I


Diare berhubungan dengan proses infeksi.
DS:
Ø Klien mengatakan BAB encer ± 4 kali sejak tadi pagi
Ø Klien mengatakan perutnya terasa nyeri
Ø Klien mengatakan fesesnya berwarnah kuning kecoklatan
DO:
Ø KU: lemah
Ø Kesadaran: composmentis
Ø Ekspresi wajah klien meringis
Ø Peristaltik usus 24 kali per menit
Ø Vital sign:
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SB : 38ºc
Ø Terpasang IVFD RL 20 Tpm
Ø WBC 19,5 103/mL
Ø Tarapi oral (cotrimoxsazole tablet dan dialac)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3×24 jam, diare klien hilang dengan kriteria hasil :
Ø Frekuensi BAB normal 1 kali sehari
Ø Faces tidak ada darah dan lender
Ø Nyeri perut tidak ada
Ø Tidak ada dehidrasi
Ø Vital sign dalam batas normal
Nd : 60-100x/menit
Rr  : 12-16x/menit
Sb : 36-37,5ºc
1.  Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan jumlah keluaran faces.

2.  Tingkatkan tirah baring, dekatkan alat-alat di samping tempat tidur.





3.  Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih hindari minuman dingin







4.  Observasi TTV












5.  Kolaborasi pemberian obat Cefotaxim Dialac
1.  Membantu membedakan penyakit individu dan mengkaji beratnya episode.
2.  Istirahat menurunkan motilitas dan menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan adalah komplikasinya
3.  Memberikan istirahat kolon dengan menghilanghkan atau menurunkan motalitas usus, rangsang makanan atau cairan. Makan kembali secara bertahap, cairan mencegah keram dan diare berulang.
4.  Untuk mengetahui keadaan umum dan tanda vital. Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukan respon terhadap dan atau efek kehilangan cairan.
5.  Obat yang diberikan adalah
 a. Cefotaxim mengobati infeksi suparatif lokal.
b. Dialac untuk mencegah dan memelihara fungsi saluran pencernaan
II
Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus
DS:
Ø Klien mengatakan sakit perut saat ingin BAB, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul.
DO:
Ø Ekspresi wajah meringis
Ø Skala nyeri 6
Ø Peristaltik usus 24x/menit
Ø TTV
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
WBC 19,5³m

Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri klien hilang dengan kriteria hasil:
Ø Nyeri hilang
Ø Vital sign dalam rentang normal
ND : 60-100x/menit
SB : 36-37,5 ºc
RR : 12-16x/menit
1.  Kaji skala nyeri dan atur posisi klien


2.  Identifikasi untuk mengetahui tingkat nyeri yang dialami klien, dan untuk menentukan intervensi selanjutnya
3.  Kolaborasi pemberian obat : Ketorolac /IV cefotaxim /IV

1.  Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan istirahat kolon
2.  Menunjukan terjadinya obstruksi, usus karena inflamasi usus dan oedema.


3.  Obat yang diberikan adalah
a.untuk mengurangi nyeri
b.mengobati infeksi


III
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit
DS:
Ø Orang tua klien mengatakan tidak tau tentang penyakit Anaknya
DO:
Ø Orang tua klien gelisah dan bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dan keluarga menunjukan pengetahuan tentang proses penyakit dengan kriteria hasil:
Ø klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang proses penyakit, kondisi, dan program pengobatan
Ø Melakukan perubahan
Ø Tentukan persepsi klien dan keluarga tentang penyakit.
Ø Pola hidup tertentu.

1.  Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga.



2.  Berikan health education (HE) tentang penyakit khususnya gambaran tentang penyakit, penyebab panyakit, tanda dan gejala penatalaksaan, dan pencegahan. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman klien dan keluarga klien tentang penyakit
1.  Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar individu
2.  Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman klien dan keluarga tentang penyakit yang deritanya



   V.        IMPLEMENTASI
Nama : An. M                                                            No. RM   : 0352
Umur  :12 tahun
No
Hari/ Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Implementasi
Paraf
1
Selas / 10 Juni 2014
I
Jam 09.30
Mengobservasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan jumlah keluaran faces.
Hasilnya:
Ø BAB encer ± 4 kali, faces cair campur lendir.
Jam 09.33
Meningkatkan tirah baring, dekatkan alat-alat disamping tempat tidur.
Hasilnya:
Ø Motilitas dan laju metabolisme menurun
Jam 09.36
Memulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih hindari minuman dingin.
Hasilnya:
Ø Makan kembali normal
Ø Keram tidak ada dan Diare tidak berulang
Jam 09.38
Mengobservasi TTV.
Hasilnya:
Ø Tidak ada hipotensi, takikardia, demam, dan dehidrasi.
Ø TTV normal
HR :102x/menit
SB : 37ºc
RR : 20x/menit
Jam 09.43
Mengkolaborasi pemberian obat Cefotaxim Dialac.
Hasilnya:
Ø Infeksi suparatif local berkurang
Ø Tidak ada kerusakan fungsi saluran pencernaan

2
Selas / 10 Juni 2014
II
Jam 09.45
Mengkaji skala nyeri dan mengatur posisi klien.
Hasilnya:
Ø Tegangan abdomen menurun atau normal
Ø Kolon teristirahat
Jam 09.50
Mengidentifikasi  untuk mengetahui tingkat nyeri yang dialami klien, dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.
Hasilnya:
Ø Menurunnya obstruksi usus
Jam 09.53
Mengkolaborasi pemberian obat : Ketorolac /IV cefotaxim /IV
Hasilnya:
Ø Nyeri mengurangi
Ø Tidak ada infeksi

3
Selas / 10 Juni 2014
III
Jam 09.57
Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga.
Hasilnya:
Ø Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya sakit berak-berak
Jam 10.00
Memberikan health education (HE) tentang penyakit khususnya gambaran tentang penyakit, penyebab panyakit, tanda dan gejala penatalaksaan, dan pencegahan. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman klien dan keluarga klien tentang penyakit.
Hasilnya:
Ø Pengetahuan penyakit meningkat (Terlampirnya SAP dan Leaflet Diare)


  VI.        EVALUASI
Nama : An. M                                                            No. RM   : 0352
Umur  :12 tahun
No
Hari/ Tanggal
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Paraf
1
Selas / 10 Juni 2014
I
Jam 13.00
S: Klien mengatakan
Ø  BAB masih encer
Ø  Perutnya masih sakit saat ingin BAB.

O: Klien terlihat
Ø  Lemah
Ø  TTV
HR : 102x/menit
SB : 37ºc
RR : 24x/menit

A : Diare berhubungan dengan proses infeksi belum teratasi

P : Intervensi di lanjutkan:
Ø  Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah keluaran faces
Ø  Pertahankan tirah baring
Ø  Pertahankan cairan peroral
Ø  Hindari minuman yang dingin
Ø  Observasi TTV
Ø  Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

2
Selas / 10 Juni 2014
II
Jam 13.15
S: Klien mengatakan
Ø  Masih mengeluh sakit perut

O: Klien terlihat
Ø  Ekspresi wajah klien meringis
Ø  Skala nyeri 6
Ø  TTV
HR : 102 x/menit
SB :  37ºc
RR : 24x/menit

A: Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan:
Ø  Kaji skala nyeri dan Peristaltik usus 24x/menit
Ø  Atur posisi klien
Ø  Observasi TTV
Ø  Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi


3
Selas / 10 Juni 2014
III
Jam 11.45
S:
Ø  Orang tua klien mengatakan sudah sedikit mengerti tentang penyakit anaknya.
Ø  Orang tua klien mengatakan penyakit diare itu adalah buang air besar lebih dari 3 kali pada bayi dan lebih dari 4 kali pada anak dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja.

O:
Ø  Orang tua klien Nampak koomperatif mendengarkan saat perawat menjelaskan.
Ø  Orang tua klien terlihat tenang dan mengemasi barang-barangnya  untuk persiapan pulang.

A: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit teratasi.

P : Intirvensi dilanjutkan dirumah





CATATAN PERKEMBANGAN

No Dx
Hari/
Tanggal
Jam
SOAPIER
I
Rabu/11 Juni 2014
08.00




  
08.30






08.35

08.40










08.40















09.00

12.00
S :
Ø  Klien mengatakan hanya BAB encer berampas 4 kali sejak semalam
Ø  Klien mengatakan perutnya masi sakit tapi sakitnya sudah tidak seperti kemarin
O :
Ø  KU : lemah
Ø  BAB 1 kali
Ø  Ekspresi wajah meringis
Ø  Skala nyeri 5
Ø  Terpasang IVFD RL 28 tpm

A : Diare berhubungan dengan proses infeksi

P : Intervensi di lanjutkan:
Ø  Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik, dan jumlah kaluaran faces.
Ø  Observasi TTV
Ø  Pertahankan tirah baring, dekatkan alat-alat di samping tempat tidur.
Ø  Pertahankan cairan peroral secara bertahap, tawarkan minuman jernih, hindari minuman dingin.
Ø  kolaborasi pemberian obat antibiotik (cefotaxsim)

I : Mengobservasi frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah keluaran faces
Hasil:
Ø  BAB encer berampas 1 kali
Ø  Mengobservasi TTV
HR :132x/menit
RR :22x/menit
SB :36,7ºc
Ø  Menganjurkan kepada klien dan keluarga agar klien tetap istirahat di atas tempat tidur
Ø  Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk memberikan banyak minum dan tidak memberikan minuman dingin kepada klien memberikan injeksi cefotaxim 1 gr/IV

E : masalah belum teratasi

R : intervensi di lanjutkan



II
Rabu/11 Juni 2014
08.00




08.30






08.37

08.40





09.00

12.00

12.07
S :
Klien masih mengeluh sakit perut, nyeri seperti meleilit, dirasakan pada seluruh bagian perut, rasa nyeri yang di rasakan klien datang kemudian hilang
O:
Ekspresi wajah klien meringis
Skala nyeri 5
TTV
HR : 132 x/menit
SB :  36ºc
RR : 22x/menit
A:  nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus
P: intervensi di lanjutkan
Kaji skala nyeri
Atur posisi klien nyaman
Observasi TTV
Kolaborasi pemberian obat analgetik (ketorolac)

I :-

E : masalah teratasi

R : intervensi di lanjutkan




III
Rabu/11 Juni 2014
08.00





08.30


 08.40


09.00




S :
Orang tua klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya
Orang tua klien tau dan mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit diare.

O:
Orang tua klien terlihat tenang

A: Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit.

P: intervensi di lanjutkan dirumah
ubah salah satu kebiasaan yaitu mencucu tangan sebelum dan sesudah makan

I :-

E : masalah teratasi

R : intervensi di lanjutkan









BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Mulailah hidup sehat dan bersih karena hal inilah yang menentukan perilaku kita dengan lingkungan kita. Karena semua yang ada di sekitar kita tidak lah bersih atau steril,seperti penyakit satu ini yaitu gastroenteritis. Gastroenteritis adalah imflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus dan parasit. Manifestasi klinis utama yautu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi.

B.   SARAN
Mulailah dengan hal kecil untuk menghindari gastroenteritis, yaitu dengan cara mencuci tangan sebelum makan, karena dengan mencuci tangan dengan baik kuman tidak terdapat pada tangan kita dan proses mencerna pun menjadi lebih baik.












DAFTAR PUSTAKA

Samloy, Jhondris. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Gastrointestinal. Ambon. PT Jhosa.

No comments:

Post a Comment