BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Penyakit
pada sistem pencernaan merupakan masalah yang sudah umum terjadi di masyarakat.
Dan Gastroenteritis
adalah imflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh
berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus dan parasit.
Manifestasi klinis utama yautu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi.
Diare adalah dimana terjadi frekuensi defekasi yang
abnormal (lebih dari 3x per hari) serta perubahan dalam isi (lebih dari
200gr/hari) dan konsistensi feses cair. (Smeltzer,2001:1093)
Diare adalah buang air besar (defekasi dengan tinja
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat),kandungan air tinja lebih
bnyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24 jam.Definisi lain memakai
criteria frekuensi,yaitu buang air encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air
besar tersebut dapat/tanpa disretai
lender dan darah.(Sudoyo,2007:408)
Data
Departemen Kesehatan RI, menyebutkan bahwa angka kesakitan diare di Indonesia
saat ini adalah 230-330 per 1000 penduduk untuk semua golongan umur dan 1,6 –
2,2 episode diare setiap tahunnya untuk golongan umur balita. Angka kematian
diare golongan umur balita adalah sekitar 4 per 1000 balita (Ratnawati, 2008)
Penyakit
TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, penderita TB
kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Karena pengobatan yang tidak
teratur dan kombinasi obat yang tidak cukup di masa lalu kemungkinan telah
timbul kekebalan kuman TB terhadap OAT (obat anti tuberkulosis) secara meluas
atau multi drug resistance (MDR).
B.
RUMUSAN MASALAH
- Bagaimana Gastroenteritis pada klien bisa terjadi ?
- Apa tanda dan gejala yang muncul (manifestasi klinis) Gastroenteritis pada klien ?
- Apa pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan Gastroenteritis pada klien ?
- Bagaimana cara menangani gangguan pencernaan akibat penyakit Gastroenteritis klien ?
- Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Gastroenteritis klien ?
C.
TUJUAN
1. Tujuan Umum
a.
Mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan Gastroenteritis.
2. Tujuan
Khusus
a. Mendapat Nilai
b. Menjelaskan
konsep dasar Gastroenteritis
c. Menjelaskan
asuhan keperawatan klien dengan
Gastroenteritis, meliputi :
i. Pengkajian Gastroenteritis.
ii. Mengidentifikasi
diagnosa keperawatan pada klien dengan Gastroenteritis.
iii. Melakukan
perencanaan pada klien dengan Gastroenteritis.
D.
MANFAAT
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan laporan ini adalah:
1. Manfaat umum
a. Mendapatkan
pengetahuan tentang Gastroenteritis.
b.
Mendapatkan pengetahuan tentang asuhan keperawatan
pada klien Gastroenteritis.
2. Manfaat
khusus
a.
Mandapat nilai.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Gastroenteritis ( GE ) atau Diare
Gastroenteritis
adalah suatu kondisi yang ditandai dengan adanya muntah dan diare yang
diakibatkan oleh infeksi, alergi, tidak toleran terhadap makanan tertentu atau
mencerna toksin (Tucker, dkk, 1998: 958). Pendapat lain dikemukakan oleh
Daldiyono (1997: 21) bahwa diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi)
dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dengan
kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya.
Gastroenteritis adalah keadaan
dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali
pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
Gastroentritis adalah peradangan
yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau
tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis adalah inflamasi
pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang
bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis
dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh
infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari pengertian diatas penulis dapat
menyimpulkan bahwa:
“Gastroentritis adalah peradangan
yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus disebabkan oleh infeksi
makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan
frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai
dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan
parasit yang pathogen”.
2. Etiologi
1.
Faktor
infeksi
a. Infeksi enteral; infeksi saluran
pencernaan yang merupakan penyebab utama gastroenteritis, meliputi infeksi
bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus,
dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C.
albicans).
b. Infeksi parenteral; merupakan
infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gastroenteritis
seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya.
2.
Faktor
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida
(intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab gastroenteritis
yang terpenting pada bayi dan anak.Di samping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
3.
Faktor
Makanan:
Gastroenteritis dapat terjadi karena
mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4.
Faktor
Psikologis
Gastroenteritis
dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
3. Gejala Klinis
Gejala klinis dari diare, yaitu :
a.
Haus
b.
Lidah kering
c.
Turgor kulit menurun
d.
Suara serak
e.
Nadi meningkat
f.
Keringat dingin
g.
Muka pucat
h.
Mual, muntah
i.
Demam
j.
Nyeri perut/kejang perut
k.
Mata cowong
4. Patofisiologi
|
5.
Manifestasi Klinik
Awalnya anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemungkinan timbul diare.Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan /
lender, warna tinja berubah menjadi kehijau – hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnya lecet karena
tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum
dan / sesudah diare.Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah
gejala dehidrasi. Berat
badan turun.Pada bayi, ubun – ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir
kering.
6. Klasifikasi
Gastroenteritis (diare) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a) Ditinjau dari ada
atau tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan:
1) Diare infeksi
spesifik : tifus dan para tifus, staphilococcus disentri basiler, dan Enterotolitis
nektrotikans.
2) Diare non spesifik :
diare dietetis.
b) Ditinjau dari organ
yang terkena infeksi diare :
1) Diare infeksi enteral
atau infeksi di usus, misalnya: diare yang ditimbulkan oleh bakteri, virus
dan parasit.
2) Diare infeksi
parenteral atau diare akibat infeksi dari luar usus, misalnya: diare
karena bronkhitis.
c) Ditinjau dari lama
infeksi, diare dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1) Diare akut : Diare
yang terjadi karena infeksi usus yang bersifat mendadak, berlangsung cepat dan
berakhir dalam waktu 3 sampai 5 hari. Hanya 25% sampai 30% pasien yang berakhir
melebihi waktu 1 minggu dan hanya 5 sampai 15% yang berakhir dalam 14 hari.
2) Diare kronik, dalam
Pertemuan Ilmiah Berkala Badan Koordinasi Gastroenterologi Anak Indonesia (PIB
– BK GAI) ke 1× di Palembang, disetujui bahwa definisi diare kronik ádalah
diare yang berlangsung 2 minggu atau lebih (Sunoto, 1990).
7. Komplikasi
Gastroenteritis (diare) dapat
menimbulkan berbagai macam komplikasi akibat mencret, yaitu :
a. Dehidrasi, baik ringan, sedang,
maupun berat, akibat banyaknya kehilangan cairan tubuh saat diare berlangsung,
dehidrasi biasa terjadi pada anak kecil.
b. Syok hipovolemik, terjadi apabila
tubuh tidak mampu lagi melakukan kompensasi
c. Cardiac disarhytmia, terjadi akibat
gangguan elektrolit yang terjadi ketika diare berlangsung.
d. Hiponatremia, konsentrasi natrium
serum yang kurang dari 136meq/liter , hal ini terjadi karena banyaknya natrium
yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.
e. Hipokalemia, konsentrasi kalium
serum yang kurang dari 3,5 meq/liter , hal ini terjadi karena banyaknya kalium
yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.
f. Hipokalsemia, terjadi akibat
rendahnya kadar kalsium dalam tubuh , hal ini terjadi karena banyaknya kalsium
yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.
g. Hipomagnesemia, konsentrasi
magnesium kurang dari 1,7 mg/100 ml, hal ini terjadi karena banyaknya magnesium
yang hilang bersama dengan cairan tubuh ketika diare berlangsung.
8. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang
meliputi :
a.
Pemeriksaan
Tinja
Ø Makroskopis dan mikroskopis.
Ø pH dan kadar gula dalam tinja dengan
kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
Ø Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan
biakan dan uji resistensi.
b.
Pemeriksaan
Darah
Ø pH darah dan cadangan dikali dan
elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor ) dalam serum untuk menentukan
keseimbangan asama basa.
Ø Kadar ureum dan kreatmin untuk
mengetahui faal ginjal.
c.
Intubasi
Duodenum ( Doudenal Intubation )
Untuk mengatahui jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita
diare kronik.
9. PENATALAKSANAAN MEDIS
1)
Penatalaksanaan Kegawat Daruratan
a. Penggantian cairan
intra vena (IV bolus 500ml normal salin untuk dewasa, 10- 20 ml)
b. Pemberian suplemen
nutrisi harus diberikan segera pada pasien mual muntah.
c. Antibiotik yang diberikan pada pasien dewasa adalah cifrofloksasin 500mg.
d. Pemberian metronidazole 250-750mg selama 5-14 kali.
e. Pemberian obat anti
diare yang dikomendasikan antibiotic
f. Obat antiemetic yang
digunakan pada pasien yang muntah dengan dehidrasi
2) Terapi / tindakan
penanganan
a.
Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi
Ada 2 jenis
cairan yaitu:
1)
Cairan Rehidrasi Oral (CRO) :
Ø
Cairan rehidrasi oral yang mengandung NaCl, KCL,
NaHCO3 dan glukosa, yang dikenal dengan nama oralit.
Ø
Cairan rehidrasi oral yang tidak mengandung
komponen-komponen di atas misalnya:
larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia di rumah dan lain-lain,
disebut CRO tidak lengkap.
2)
Cairan Rehidrasi Parenteral (CRP)
Cairan Ringer Laktat sebagai cairan rehidrasi
parenteral tunggal.
b.
Pemberian obat antidiare untuk menormalkan sekresi
sehingga dapat mengembalikan
keseimbangan cairan (Kelompok anti sekresi selektif, opiat dan absorbent).
c.
Antibiotik
Pemberian antibotik secara
empiris jarang diindikasikan pada diare akut infeksi, karena 40% kasus diare
infeksi sembuh kurang dari 3 hari tanpa pemberian anti biotik. Pemberian
antibiotik di indikasikan pada : Pasien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
demam, feses berdarah,, leukosit pada feses, mengurangi ekskresi dan
kontaminasi lingkungan, persisten atau penyelamatan jiwa pada diare infeksi,
diare pada pelancong, dan pasien immunocompromised. Contoh antibiotic
untuk diare Ciprofloksasin 500mg oral (2x sehari, 3 – 5 hari), Tetrasiklin 500
mg (oral 4x sehari, 3 hari), Doksisiklin 300mg (Oral, dosis tunggal),
Ciprofloksacin 500mg, Metronidazole 250-500 mg (4xsehari, 7-14 hari, 7-14
hari oral atauIV).
CONTOH KASUS
Tn. E
(38) mengantarkan anaknya ke RSU Dr. Haulussy Ambon bernama An. M (12) masuk
rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari 7 kali di
rumah dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang
tua klien mengatakan awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu
banyak makan mangga. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan
yang dibeli diapotik, namun tidak ada perubahan. karena kawatir akan kondisi
anaknya orang tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Dr. Haulussy
Ambon pada tanggal 09 Juni 2014 / 23.00 WIT.
B. KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
A.
Anameses
1. Identitas Klien
N a m a :
An. M
Tanggal lahir/Umur :
25 April 2014/12 Tahun
Jenis kelamin :
Perempuan
A g a m
a
: Kristen
Suku/Bangsa
: Sanger / Indonesia
A l a m a t :
Kelurahan Benteng
Tanggal / jam MRS :
09 Juni 2014 / 23.00 WIT
Tanggal / jam Pengkajian : 10
Juni 2014/08.00 WIT
No. Register :
070061
Diagnosa Medis : Gastroenteritis atau Diare
2. Identitas Penanggungjawab
N a m a : Tn.
E
U m u r :
38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
A g a m a : Kristen
Suku/Bangsa : Sanger/Indonesia
A l a m a t : Kelurahan
Benteng
Pekerjaan :
Swasta
Hubungan dengan klien :
Ayah (orang tua)
B. Riwayat Penyakit
1.
Kronologi / Alasan MRS
Klien masuk
rumah sakit dengan keluhan buang air besar encer lebih dari 7 kali di
rumah dan muntah 1 kali, sejak 3 hari sebelum klien di bawah ke RS orang
tua klien mengatakan awalnya keluhan klien di rasakan karena klien terlalu
banyak makan mangga. Dan orang tua klien hanya memberikan obat-obatan
yang dibeli diapotik, namun tidak ada perubahan. karena kawatir akan kondisi
anaknya orang tua klien memutuskan untuk membawa klien ke RSU Dr. Haulussy
Ambon pada tanggal 09 Juni 2014 / 23.00 WIT
2.
Keluhan utama
BAB encer lebih
dari 7 kali sehari
3.
Keluhan Saat Dikaji
Ayah klien
mengatakan anaknya sudah BAB encer bercampur lendir ± 4 kali sejak pagi hari ,
klien mengatakan Nafsu makan tidak ada, orang tua klien mengatakan anaknya
muntah 1 kali, klien juga mengatakan bahwa perutnya terasa sakit, sakit seperti
melilit, dirasakan pada seluruh bagian perut, nyeri di rasakan hilang
timbul, skala nyeri 6.
4.
Riwayat Kesehatan Sekarang
BAB encer lebih
dari 7 kali sehari
5.
Riwayat kesehatan masa lalu
d) Menurut orang tua
klien pada umur 9 tahun klien pernah masuk rumah sakit dan di rawat inap
di ruang Anggrek dengan kasus DBD, orang tua klien juga mengatakan bahwa
anaknya alergi terhadap telur dan mie instan namun tidak ada riwayat alergi
terhadap obat-obatan.
e) Orang tua klien
mengatakan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menular atau alergi
terhadap makanan dan obat-obatan
6.
Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua klien mengatakan dulu adik dari ibunya pernah menderita
berak-berak namun tidak sampai di rawat di RS, orang tua klien juga mengatakan
bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita alergi makanan dan
obat-obatan.
7.
Genogram
8.
Psikososial
a)
Tingkat pengetahuan tentang penyakit yang derita
Keluarga klien
mengatakan tidak mengetahui dengan pasti tentang penyakit yang di derita
anaknya. Mereka hanya mengetahui bahwa anaknya sakit perut dan berak-berak.
b)
Perilaku untuk mengetahui masalah kesehatan/penyakit
(Koping)
Keluarga hanya
memberikan obat entrostop yang di beli di apotik.
c)
Data psikososial
Menurut ibu
klien, klien biasa bermain dengan teman-teman sekolahnya dan teman-teman di
sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Hubungan klien dan orang tua klien dengan
tenaga kesehatan baik.Ibu klien merasa khawatir dengan penyakit anaknya karena
anaknya berak-berak dan muntah tetapi ibu selalu berdoa agar anaknya cepat
sembuh. Ekspresi wajah orang tua klien cemas. Orang tua kooperatif terhadap
akan semua tindakan yang dilakukan.
d)
Riwayat spiritual
Orang tua klien
beragama kristen. Klien biasa menjalankan ibadah remaja dan ibadah setiap hari
minggu.
e)
Pola kegiatan sehari-hari
Pola kegiatan
sehari-hari An. M dengan kasus diare derajat ringan diruang teratai anak RSU
Dr. Haulussy Ambon tanggal 10 Juni 2014
No
|
Kegiatan
Sehari-hari
|
Sebelum
sakit
|
Saat
sakit
|
1
|
Nutrisi
:
Jenis
makanan
Pola
makan
Frekwensi
Porsi
Nafsu
makan
|
nasi
+ lauk pauk
Teratur
3
x sehari
1
piring dihabiskan
Baik
|
Bubur
+ lauk pauk
Teratur
3
x sehari
Tidak
dihabiskan 2-5
sendok
(1/4 porsi)
|
2
|
Minum
:
Frekwensi
minum
Pola
minum
Jenis
minum
Jumlah
minuman
|
Sering
Air
putih, susu, teh
Air
putih, susu
250
cc – 500 cc
|
Sering
Air
putih, susu, teh
Air
putih, susu
250
cc – 500 cc
|
3
|
Eliminasi
BAK
:
Frekwensi
Warna
Bau
BAB
:
Frekwensi
Warna
Konsistensi
|
4
– 5 x/sehari
Kuning
jernih
Amoniak
1
– 2 x/hari
Kuning
Lunak
|
3
– 4 x/sehari
Kuning
jernih
Amoniak
4
x/hari
Kuning
kecoklatan
Encer,
berlendir, berampas
|
Pola kebiasaan sehari-hari An. M kasus diare derajat
ringan diruang teraratai anak RSU Dr. Haulussy Ambon tanggal 10 Juni 2014
No
|
Pola
kebiasaan
|
Sebelum
sakit
|
Saat
sakit
|
4
|
Pola
istirahat (tidur)
Tidur
malam
Tidur
siang
|
Jam
22.00 s/d 06.00
Jam
14.00 s/d 15.30
|
Jam
21.00 s/d 05.00
Jam
11.00 s/d 14.00
|
5
|
Personal
Hygiene
Mandi
Gosok
gigi
Cuci
rambut
Ganti
pakaian
|
2
x sehari
2
x sehari
3
x seminggu
Setiap
mandi
|
Belum
pernah
|
C.
PEMERIKSAAN
FISIK
1. Keadaan Umum
a)
Keadaan umum :
Lemah
b)
Kesadaran :
Compos mentis
c)
Tanda-tanda vital :
Suhu : 38oc
Nadi : 102 x/menit
R R : 20 x/menit
TD : 130/90
mmHg
d) BB sebelum MRS : 37 kg
e) BB MRS :
35 kg
f) BB ideal :
2n+9 (n=umur) à2×12+9= 33kg
2. Pemeriksaan Persistem
Pengkajian Pernapasan (B1)
ü
Saat pengkajian tidak mengeluh sesak
ü
Irama jantung teratur
ü
Jenis pernapasan normal
ü
Suara napas vesikuler
Pengkajian Kardiovaskular (B2)
ü
Irama jantung regular dan mengeluh nyeri dada
ü
Suara jantung normal
ü
Takikardi
ü
Hipotensi
ü
CRT : 3 detik
ü
Akral : hangat
Pengkajian Neurosensori (B3)
ü
Lemah
ü
GCS : 4, 5, 6
ü
Saat pengkajian klien mengatakan pusing.
ü
Sclera anemis
ü
Konjungtiva anemis
ü
Tidak ada masalah gangguan pandangan,pendengaran dan
penciuman
ü
Klien istirahat /tidut >8 jam/hari
Pengkajian Perkemihan (B4)
ü
Saat pengkajian klien mengatakan BAK normal 3-4x/hari
ü
Produksi urin <1000/hari
ü
Warna kuning jernih
ü
Bau amoniak
Pengkajian Pencernaan (B5)
ü
Mukosa kering
ü
Nyeri:
ü
P : Mengonsumsi mangga
ü
Q
: Tajam
ü
R
: Abdomen
ü
S
: 4 – 6
ü
T
: 3 hari
ü
Saat pengkajian klien mengatakan BAB cair
selama 7 kali sehari
ü
Nafsu makan menurun
ü
Makan hannya 3 sendok
Abdomen
Ø Inspeksi
: Permukaan perut datar,Tidak ada lesi,Tidak ada hipo / hiperpigmentasi
kulit, Tidak nampak dalam keadaan acites.
Ø Auskultasi :
Peristaltik usus 24 x/menit, Bising usus (+).
Ø Perkusi
: Terdengar bunyi hypertimpani
Ø Palpasi
: Tidak terdapat nyeri tekan, Turgor
kulit menurun ,Tidak teraba adanya pembesaran limpa, Tidak teraba adanya massa.
Genetalia/Anus
Ø Inspeksi
: tanpak adanya kemerahan
Ekstremitas Atas
Ø Inspeksi
: Tangan kiri dapat digerakan dengan
bebas. Sedangkan tangan kanan terpasang IVFD RL 28 Tpm, Jari-jari
kedua tangan lengkap kuku bersih tidak ada oedema dan tanda
sianosis,Lengan reflex bisep baik, trisep baik.
Ekstremitas Bawah
Ø Inspeksi :
Kedua kaki dapat digerakan dengan bebas,Jari-jari kedua kaki lengkap,Tidak ada
sianosis,Tidak ada oedema maupun benjolan.
Ø Palpasi
: Reflex KPR baik, aciles baik.
Pengkajian Musculoskeletal Dan
Integument (B6)
ü
Pergerakan sendi bebas
ü
Kekuatan otot 5 5
5 5
ü
Turgor kulit kurang elastic
ü
Kulit kering
ü
Kelelahan
3. Pemeriksaan Penunjang.
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Juni 2014 Jam
10.00 WIT
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Juni 2014
NO
|
NAMA
|
HASIL
|
SATUAN
|
NILAI
NORMAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW
PLT
MPV
|
19,5
4,73
12,7
38,3
81,0
26,8
33,2
12,4
331
4,2
|
103/µL
103/µL
g/dl
%
103/
µL
g/dl
g/dl
%
103/
µL
|
5,0-10,0
4,50-5,50
14,0-17,0
40,0-48,0
82,0-92,0
27,0-31,0
32,0-36,0
10,0-18,3
150-400
5,0-10,0
|
Therapi/pengobatan pada tanggal 10 Juni 2014:
NO
|
Jenis
terapi/obat
|
Dosis
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
cotrimoxazole
Dialac
Cefotaxim
Ketorolac
IVFD
RL
|
2
x 1 tablet/oral
3
x 1gr/oral
2
x 1 gr/IV
2
x 1 amp/IV
28
tetes per menit
|
Therapi/pengobatan pada tanggal 11 Juni 2014
1.
2.
3.
|
Cefotaxim
Ketorolac
IVFD
RL
|
2
x 1 gr/IV
2
x 1 amp/IV
RL
28 tetes per menit
|
Therapi/pengobatan pada tanggal 12 Juni 2014
1.
2.
|
Cefotaxim
IVFD
RL
|
2
x 1 gr/IV
28
tetes per menit
|
4. Klasifikasi Data
Data Subjektif
|
Data Objektif
|
a.
Klien mengatakan Buang air besar encer 4 kali sejak tadi pagi
b.
Klien mengatakan Warna faces kuning kecoklatan
c.
Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan
d.
konsistensi faces cair berlendir
e.
Ibu klien mengatakan anaknya muntah 1 kali
f.
Klien mengatakan perutnya sakit, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri
di rasakan di seluruh bagian perut, di rasakan hilang timbul.
g.
keluarga klien mengatakan tidak terlalu mengerti dengan penyakit yang di
derita anaknya.
h.
Ibu klien mengatakan hanya memberikan obat entrostop yang di beli di
apotik.
i.
Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah
j.
Ibu klien mengatakan BB anaknya turun 2 kg
|
a.
Keadaan umum: lemah
b.
Kesadaran: composmentis
c.
Ekspresi wajah klien meringis
d.
Klien muntah 1 kali
e.
Orang tua klien terlihat bingung.
f.
Klien menolak untuk makan
g.
Bising usus hiperaktif
h.
Porsi makan tidak di habiskan (1/4 porsi tidak di habiskan)
i.
Terpasang IVFD RL 28 Tpm
j.
Terapi oral (cotrimoxazole tablet dan dialac)
k.
Peristaltik usus 24 x/mnit.
l.
BB sebelum sakit : 37 kg
m.
BB saat
sakit : 35
kg
n.
Tanda-tanda vital
Suhu : 38 oC
Nadi : 102 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : 130/90 mmHg
o.
Pemeriksaan laboratorium
10 Juni 2014 Jam 10.00
WBC 19,5 103/µL
|
II.
ANALISA DATA
Tabel
3.7. Analisa Data An. M dengan kasus diare diruang teratai anak RSU
DR. Haulussy Ambon tanggal 10 Juni 2014.
No
|
Symton
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
Data
Subjektif
Ø klien mengatakan BAB encer ±
4 kali tadi pagi
Ø klien mengatakan warna facesnya
kuning kecoklatan
Ø klien mengatakan perutnya terasa
nyeri
Ø Konsistensi feces cair
Data
Objektif
Ø keadaan umum : lemah
Ø kesadaran : composmentis
Ø BAB encer ± 4
Ø Ekspresi wajah klien meringis
Ø Peristaltik usus 24 kali/menit
Ø Vital sign:
HR
: 102 kali/menit
RR
: 20 kali/menit
SB
: 38ºc
Ø Terpasang IVFD RL 20 Tpm
Ø Terapi oral (cotrimoxazole tablet
dan dialac)
Ø WBC 19,5 103/µ
|
Proses
infeksi
|
Diare
|
2
|
Data
Subjektf
Ø Klien mengatakan sakit perut,
nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh bagian perut,
di rasakan hilang timbul.
Data
Objektif
Ø Ekspresi wajah meringis
Ø Skala nyeri 6
Ø TTV
HR
: 102 x/menit
SB
: 38ºc
RR
: 20 x/menit
WBC
19,5 103/µL
|
Hiperperistaltik
usus
|
Nyeri
|
3
|
Data
Subjektif
Ø Orang tua klien mengatakan tidak
tahu tentang penyakit anaknya
Data
Objektif
Ø Orang tua klien gelisah dan
bertanya - tanya tentang penyakit anaknya
|
Kurang
terpajan informasi tentang penyakit
|
Kurang
pengetahuan
|
III.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
NO
|
Tgl
/ Jam
|
Diagnosa
keperawatan
|
Paraf
|
1.
2.
3.
|
10 Juni 2014
10 Juni 2014
10 Juni 2014
|
Diare
b/d proses infeksi
(NANDA
2009-2011. Hal 123)
Nyeri
b/d hiperperistaltik usus
(NANDA
2009-2011. Hal 410)
Kurang
pengetahuan b/d kurang terpajan informasi tentang penyakit
(Doenges
1999. Hal 444)
|
IV.
PERENCANAAN
Nama : An. M No.
RM : 0352
Umur :12 tahun
No
DX
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
RENCANA
KEPERAWATAN
|
||
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
||
I
|
Diare berhubungan dengan proses
infeksi.
DS:
Ø Klien mengatakan BAB encer ± 4
kali sejak tadi pagi
Ø Klien mengatakan perutnya terasa
nyeri
Ø Klien mengatakan fesesnya
berwarnah kuning kecoklatan
DO:
Ø KU: lemah
Ø Kesadaran: composmentis
Ø Ekspresi wajah klien meringis
Ø Peristaltik usus 24 kali per menit
Ø Vital sign:
HR : 102 kali/menit
RR : 20 kali/menit
SB : 38ºc
Ø Terpasang IVFD RL 20 Tpm
Ø WBC 19,5 103/mL
Ø Tarapi oral (cotrimoxsazole tablet dan dialac)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 3×24 jam, diare klien hilang
dengan kriteria hasil :
Ø Frekuensi BAB normal 1 kali sehari
Ø Faces tidak ada darah dan lender
Ø Nyeri perut tidak ada
Ø Tidak ada dehidrasi
Ø Vital sign dalam batas normal
Nd : 60-100x/menit
Rr : 12-16x/menit
Sb : 36-37,5ºc
|
1. Observasi dan catat frekuensi
defekasi, karakteristik, dan jumlah keluaran
faces.
2. Tingkatkan tirah baring, dekatkan alat-alat di samping
tempat tidur.
3. Mulai lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap,
tawarkan minuman jernih hindari minuman dingin
4. Observasi TTV
5. Kolaborasi pemberian obat Cefotaxim Dialac
|
1. Membantu membedakan penyakit
individu dan mengkaji beratnya episode.
2. Istirahat menurunkan motilitas dan
menurunkan laju metabolisme bila infeksi atau perdarahan adalah komplikasinya
3. Memberikan istirahat kolon dengan
menghilanghkan atau menurunkan motalitas usus, rangsang
makanan atau cairan. Makan kembali secara bertahap, cairan mencegah keram dan diare berulang.
4. Untuk
mengetahui keadaan umum dan tanda vital. Hipotensi, takikardia, demam dapat menunjukan respon
terhadap dan atau efek kehilangan cairan.
5. Obat yang diberikan adalah
a. Cefotaxim mengobati infeksi suparatif lokal.
b. Dialac
untuk mencegah dan memelihara fungsi saluran
pencernaan
|
II
|
Nyeri berhubungan dengan
hiperperistaltik usus
DS:
Ø Klien mengatakan sakit perut saat
ingin BAB, nyeri di rasakan seperti melilit, nyeri di rasakan di seluruh
bagian perut, di rasakan hilang timbul.
DO:
Ø Ekspresi wajah meringis
Ø Skala nyeri 6
Ø Peristaltik usus 24x/menit
Ø TTV
HR : 102 x/menit
SB : 38ºc
RR : 20 x/menit
WBC 19,5³m
|
Setelah di lakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri klien hilang dengan kriteria hasil:
Ø Nyeri hilang
Ø Vital sign dalam rentang normal
ND : 60-100x/menit
SB : 36-37,5 ºc
RR : 12-16x/menit
|
1. Kaji skala nyeri dan atur posisi klien
2. Identifikasi untuk mengetahui tingkat nyeri yang dialami klien,
dan untuk menentukan intervensi selanjutnya
3. Kolaborasi pemberian obat : Ketorolac /IV cefotaxim /IV
|
1. Menurunkan tegangan abdomen dan
meningkatkan istirahat kolon
2. Menunjukan terjadinya obstruksi, usus karena inflamasi usus
dan oedema.
3. Obat yang diberikan adalah
a.untuk mengurangi nyeri
b.mengobati infeksi
|
III
|
Kurang pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpajan informasi tentang penyakit
DS:
Ø Orang tua klien mengatakan tidak tau
tentang penyakit Anaknya
DO:
Ø Orang tua klien gelisah dan
bertanya-tanya tentang penyakit anaknya.
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam klien dan keluarga menunjukan pengetahuan
tentang proses penyakit dengan kriteria hasil:
Ø klien dan keluarga menyatakan
pemahaman tentang proses penyakit, kondisi, dan program pengobatan
Ø Melakukan perubahan
Ø Tentukan persepsi klien dan
keluarga tentang penyakit.
Ø Pola hidup tertentu.
|
1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan
keluarga.
2. Berikan health education (HE)
tentang penyakit khususnya gambaran tentang penyakit, penyebab panyakit,
tanda dan gejala penatalaksaan, dan pencegahan. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
klien dan keluarga klien tentang penyakit
|
1. Membuat pengetahuan dasar dan memberikan
kesadaran kebutuhan belajar individu
2. Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman klien dan keluarga tentang penyakit yang deritanya
|
V.
IMPLEMENTASI
Nama : An. M No.
RM : 0352
Umur :12 tahun
No
|
Hari/ Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Implementasi
|
Paraf
|
1
|
Selas / 10
Juni 2014
|
I
|
Jam 09.30
Mengobservasi dan catat frekuensi
defekasi, karakteristik, dan jumlah keluaran
faces.
Hasilnya:
Ø BAB encer ± 4 kali, faces cair
campur lendir.
Jam 09.33
Meningkatkan tirah baring, dekatkan alat-alat disamping
tempat tidur.
Hasilnya:
Ø Motilitas dan
laju metabolisme menurun
Jam 09.36
Memulai
lagi pemasukan cairan peroral secara bertahap,
tawarkan minuman jernih hindari minuman dingin.
Hasilnya:
Ø Makan kembali normal
Ø Keram tidak ada
dan Diare tidak
berulang
Jam 09.38
Mengobservasi TTV.
Hasilnya:
Ø Tidak ada hipotensi, takikardia, demam, dan dehidrasi.
Ø TTV normal
HR :102x/menit
SB
: 37ºc
RR
: 20x/menit
Jam 09.43
Mengkolaborasi pemberian obat Cefotaxim Dialac.
Hasilnya:
Ø Infeksi suparatif local berkurang
Ø Tidak ada kerusakan fungsi saluran pencernaan
|
|
2
|
Selas / 10
Juni 2014
|
II
|
Jam 09.45
Mengkaji skala nyeri dan mengatur posisi klien.
Hasilnya:
Ø Tegangan abdomen menurun atau normal
Ø Kolon teristirahat
Jam 09.50
Mengidentifikasi untuk
mengetahui tingkat nyeri yang dialami klien, dan untuk menentukan intervensi
selanjutnya.
Hasilnya:
Ø Menurunnya obstruksi usus
Jam 09.53
Mengkolaborasi pemberian obat : Ketorolac /IV cefotaxim /IV
Hasilnya:
Ø Nyeri mengurangi
Ø Tidak ada infeksi
|
|
3
|
Selas / 10
Juni 2014
|
III
|
Jam 09.57
Mengkaji tingkat pengetahuan klien dan
keluarga.
Hasilnya:
Ø Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya sakit berak-berak
Jam 10.00
Memberikan health education (HE)
tentang penyakit khususnya gambaran tentang penyakit, penyebab panyakit,
tanda dan gejala penatalaksaan, dan pencegahan. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman
klien dan keluarga klien tentang penyakit.
Hasilnya:
Ø Pengetahuan penyakit meningkat (Terlampirnya SAP dan
Leaflet Diare)
|
VI.
EVALUASI
Nama : An. M No.
RM : 0352
Umur :12 tahun
No
|
Hari/ Tanggal
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Evaluasi
|
Paraf
|
1
|
Selas / 10
Juni 2014
|
I
|
Jam 13.00
S: Klien mengatakan
Ø BAB masih encer
Ø Perutnya masih sakit saat ingin BAB.
O: Klien terlihat
Ø Lemah
Ø TTV
HR : 102x/menit
SB : 37ºc
RR : 24x/menit
A : Diare berhubungan dengan
proses infeksi belum
teratasi
P
: Intervensi di lanjutkan:
Ø Observasi dan catat frekuensi
defekasi, karakteristik dan jumlah keluaran faces
Ø Pertahankan tirah baring
Ø Pertahankan cairan peroral
Ø Hindari minuman yang dingin
Ø Observasi TTV
Ø Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
|
|
2
|
Selas / 10
Juni 2014
|
II
|
Jam 13.15
S: Klien mengatakan
Ø Masih mengeluh sakit perut
O: Klien terlihat
Ø Ekspresi wajah klien meringis
Ø Skala nyeri 6
Ø TTV
HR : 102 x/menit
SB : 37ºc
RR : 24x/menit
A: Nyeri
berhubungan dengan hiperperistaltik usus belum teratasi.
P: Intervensi
dilanjutkan:
Ø Kaji skala nyeri dan Peristaltik usus 24x/menit
Ø Atur posisi klien
Ø Observasi TTV
Ø Kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi
|
|
3
|
Selas / 10
Juni 2014
|
III
|
Jam
11.45
S:
Ø Orang tua klien mengatakan sudah
sedikit mengerti tentang penyakit anaknya.
Ø Orang tua klien mengatakan
penyakit diare itu adalah buang air besar lebih dari 3 kali pada bayi dan
lebih dari 4 kali pada anak dengan atau tanpa darah
dan lendir dalam tinja.
O:
Ø Orang tua klien Nampak koomperatif
mendengarkan saat perawat menjelaskan.
Ø Orang tua klien terlihat tenang
dan mengemasi barang-barangnya untuk persiapan pulang.
A:
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang
penyakit teratasi.
P
: Intirvensi dilanjutkan dirumah
|
CATATAN PERKEMBANGAN
No
Dx
|
Hari/
Tanggal
|
Jam
|
SOAPIER
|
I
|
Rabu/11 Juni
2014
|
08.00
08.30
08.35
08.40
08.40
09.00
12.00
|
S
:
Ø Klien mengatakan hanya BAB encer
berampas 4 kali sejak semalam
Ø Klien mengatakan perutnya masi
sakit tapi sakitnya sudah tidak seperti kemarin
O
:
Ø KU : lemah
Ø BAB 1 kali
Ø Ekspresi wajah meringis
Ø Skala nyeri 5
Ø Terpasang IVFD RL 28 tpm
A
: Diare berhubungan dengan proses infeksi
P
: Intervensi di lanjutkan:
Ø Observasi dan catat frekuensi
defekasi, karakteristik, dan jumlah kaluaran faces.
Ø Observasi TTV
Ø Pertahankan tirah baring, dekatkan
alat-alat di samping tempat tidur.
Ø Pertahankan cairan peroral secara bertahap, tawarkan
minuman jernih, hindari minuman dingin.
Ø kolaborasi pemberian obat
antibiotik (cefotaxsim)
I
: Mengobservasi frekuensi defekasi,
karakteristik dan jumlah keluaran faces
Hasil:
Ø BAB encer berampas 1 kali
Ø Mengobservasi TTV
HR :132x/menit
RR :22x/menit
SB :36,7ºc
Ø Menganjurkan kepada klien dan keluarga agar klien tetap
istirahat di atas tempat tidur
Ø Menganjurkan kepada klien dan keluarga untuk memberikan
banyak minum dan tidak memberikan minuman
dingin kepada klien memberikan
injeksi cefotaxim 1 gr/IV
E
: masalah belum teratasi
R
: intervensi di lanjutkan
|
II
|
Rabu/11 Juni
2014
|
08.00
08.30
08.37
08.40
09.00
12.00
12.07
|
S
:
Klien
masih mengeluh sakit perut, nyeri seperti meleilit, dirasakan pada seluruh
bagian perut, rasa nyeri yang di rasakan klien datang kemudian hilang
O:
Ekspresi
wajah klien meringis
Skala
nyeri 5
TTV
HR
: 132 x/menit
SB
: 36ºc
RR
: 22x/menit
A:
nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus
P:
intervensi di lanjutkan
Kaji
skala nyeri
Atur
posisi klien nyaman
Observasi
TTV
Kolaborasi
pemberian obat analgetik (ketorolac)
I
:-
E
: masalah teratasi
R
: intervensi di lanjutkan
|
III
|
Rabu/11 Juni
2014
|
08.00
08.30
08.40
09.00
|
S
:
Orang
tua klien mengatakan sudah mengerti tentang penyakit yang diderita anaknya
Orang
tua klien tau dan mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit diare.
O:
Orang
tua klien terlihat tenang
A:
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi tentang
penyakit.
P:
intervensi di lanjutkan dirumah
ubah
salah satu kebiasaan yaitu mencucu tangan sebelum dan sesudah makan
I
:-
E
: masalah teratasi
R
: intervensi di lanjutkan
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mulailah hidup sehat dan bersih
karena hal inilah yang menentukan perilaku kita dengan lingkungan kita. Karena
semua yang ada di sekitar kita tidak lah bersih atau steril,seperti penyakit
satu ini yaitu gastroenteritis. Gastroenteritis adalah imflamasi
pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan oleh berbagai varian entero
pathogen yang luas yaitu bacteria, virus dan parasit. Manifestasi klinis utama
yautu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi.
B. SARAN
Mulailah dengan hal kecil untuk
menghindari gastroenteritis, yaitu dengan cara mencuci tangan sebelum makan, karena dengan mencuci
tangan dengan baik kuman tidak terdapat pada tangan kita dan proses mencerna
pun menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Samloy, Jhondris. 2012. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Gastrointestinal. Ambon. PT
Jhosa.
No comments:
Post a Comment