Indonesia tidak pernah luput dari kata kepulauan. Ya
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar nomor satu di dunia. Indonesia
terdiri dari sangat banyak suku, agama, ras dan adat terbentang dari Sabang
sampai Merauke serta dari Miangas sampai Rote dalam bingkai “Bhineka Tunggal Ika”. Hal ini perlu
kita jaga dan melestarikan karena Indonesia kaya akan sejarah dan budaya agar
jati diri bangsa Indonesia tetap ada.
Berbicara mengenai Indonesia tidak lengkap tanpa Pulau
Kisar. Pulau Kisar merupakan salah satu pulau di Kepulauan Maluku yang
berbatasan langsung dengan negara Timor Leste dan Australia, serta berada pada
kategori 3T (tertinggal, terdepan dan terluar). Pulau Kisar juga pernah menjadi
ibukota sementara Kabupaten Maluku Barat Daya. Banyak masyarakat belum tahu
mengenai Kisar, justru itu dalam artikel kali ini saya mau memperkenalkan
unsur-unsur kebudayaan Pulau Kisar menurut Koentjaraningrat.
Sebelum kita masuk mengenal 7 unsur kebudayaan di Pulau
Kisar, mari kita simak pengertian kebudayaan itu sendiri menurut Koentjaningrat. Kebudayaan
adalah keseluruhan ide-ide, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(Koentjaningrat, 1985).
TUJUH UNSUR - UNSUR KEBUDAYAAN
Pantai Kiasar (Sumber: Elyoto) |
Nama lain untuk Pulau Kisar adalah
Yotowawa bahasa Meher. Nama lain adalah Daisuli = kering, hidup
dalam kesusahan, kesulitan. Tapi sekarang orang Kisar banyak duduk di Birokrasi
Pemerintahan dan juga semua hidup makmur, itu tandanya orang Kisar bukan
sembarang. Nama lain lagi adalah Kiehar,
nama sebuah pantai dimana Orang Belanda pertama kali turun di Kiehar, karena
pengaruh ucapan orang Belanda, maka menjadi Kisar.
Gunung tertinggi di Pulau Kisar adalah “Taitulu”. Disemua
gunung dan tanjung bertebaran kambing dan domba di padang rumput, dan terdapat
pula pohon Ara. Hal ini menurut pandangan semua Turis yang ke Kisar, yaitu Kisar
terlihat seperti Israel. Yang tidak percaya silakan berkunjung ke Pulau Kisar,
menggunakan Pesawat maupun Pelni.
Secara geografis Pulau Kisar termasuk gugusan Pulau–Pulau
Terselatan. Terdiri dari : P. Kisar, P. Romang, Pulau Wetar P. Lirang serta
beberapa pulau kecil tak berpenghuni, semua itu tercakup dalam Kecamatan
Pulau Pulau Terselatan dengan ibu kotanya Wonreli di Pulau Kisar.
Tetapi dengan adanya perkembangan maka sudah terpecah menjadi beberapa
kecamatan baru diantaranya:
1. Kec. Pulau
Pulau Terselatan
ibukotanya Wonreli
2. Kec. Kisar Utara ibukotanya Lebelau
- Kec. Wetar ibukotanya Ilwaki
- Kec. Wetar Utara ibukotanya Lurang
- Kec. Wetar Barat ibukotanya
Lirang
- Kec. Wetar Timur ibukotanya
Arwala
- Kec. Kepulauan Romang
ibukotanya Jerusu
Dalam
waktu dekat gugusan Terselatan ini akan mekar menjadi DOB, sebagai anak Yoto
saya pribadi ingin dipercepat segala prosesnya.
- Sistem Peralatan Dan Perlengkapan Hidup
• Dalam
pekerjaan ladang, dikenal ritus penyiangan, ritus penanaman, ritus panen atau menuai.
Pada ritus panen, sajian diberikan kepada “Upler”. Sebelum panen debu ditabur
mengelilingi ladang yang akan dituai. Tujuan : mencegah roh – roh yang akan
merampas hasil panen.
• Pada ritus
panen, sajian diberikan kepada Upler/Tuhan dan para leluhur.
• Pada pasca
panen, hasil jagung dapat diawetkan
dengan menggunakan abu kayu Kusambi yang dibakar atau abu kotoran sapi
yang dibakar.
• Biasanya masyarakat
Kisar menempatkan sebuah batu sebagai tugu di tengah–tengah ladang, dipercaya
sebagai tempat Tuhan/Upler hadir di usaha mereka.
- Sistem Mata Pencaharian
• Mata
Pencarian masyarakat Kisar adalah
a.
Bertani : Jagung, Lemon dan Kelapa. Ini yang membuat Lemon
dengan lebel Kisar sangat popular di pasaran serta minuman Sopi juga laris
manis di psaran (awas mabuk). Masyarakat Kisar
mempraktekkan perladangan menetap
(bukan perladangan berpindah–pindah) dikarenakan tanah di Pulau Kisar adalah
tanah yang sangat subur (Sumber: Hasil Penelitian Unpatti)
b.
Beternak : kambing, domba dan babi.
c.
Nelayan.
- Sistem Sistem Kemasyarakatan
• Luhunana adalah ikatan persekutuan semarga.
• Sokolai adalah ikatan gabungan beberapa marga. Contoh: Letelay,
Lainata, Samloy, dan Tenlima. (Cf. Mutu di Teon Nila Serua).
• Wailara adalah adalah nama sokolai untuk gabungan marga – marga
Dahoklory, Noak, Darakay, Dadiarupun, Maupula, dan Samadara.
• Losno adalah fam yang berbeda-beda, tetapi
merupakan ikatan adik – kakak.
• Losntol adalah ikatan persekutuan dengan larangan tidak boleh kawin
– mengawin.
• Sistem
perkawinan masyarakat Kisar adalah Patrilineal
• Roson adalah sebuah kerjasama tanpa dibayar dan akan berlaku pada kelompok
tersebut dimana saling membantu. Atau dengan kata lain “roson” merupakan gotong royongnya masyarakat Kisar.
Ada banyak sekali hal-hal yang
penulis tidak tahu tentang sistem kekerabatan, itu sebagian yang saya tahu dari
perkuliahan.
- Bahasa
Bahasa asli masyarakat Kisar adalah:
bahasa Meher, di samping itu ada
bahasa Tetun (Timor Leste) yang
digunakan oleh penduduk negeri Oirata.
- Kesenian
• Tari
perang
• Tari
saat upacara perkawinan
• Tari
peresmian rumah
• Tari panen
• Tarian
untuk mengatur plasenta dari bayi yang baru lahir yang digantung di atas pohon
• Tari
Kerpop’o
• Pantun dan
syair diungkapkan dalam bahasa Meher dan Tetun
- Sistem Pengetahuan
• Pengawetan
hasil panen jagung dengan menggunakan kotoran sapi yang dibakar atau
kayu Kusambi yang dibakar merupakan sistem pengetahuan masyarakat yang diperoleh dari pergaulan manusia Kisar
dengan alam.
• Pada zaman
dahulu belum adanya korek api, maka masyarakat Kisar menggunakan kayu Tuii, kayunya
yang di ambil sebagai alat untuk menyalakan api dengan caranya
kayu 2
keci itu di masukan ke lobang kayu yang sudah di isikan rantin-ranting kecil dan dedaunan kering
kemudian di gosok sampai kayunya panas maka keluarlah api.
• Pada zaman
dahulu juga masyarakat Kisar menggunakan buah Bintanggur dari pohon Bintanggur
sebagai minyak tanah.
- Sistem Religi
•
Masyarakat
Kisar menyembah Upler/Uplera (Tuhan)
•
Mereka
percaya juga pada roh – roh para leluhur
dimana sering mereka memberikan sesajian di kubur atau dengan melakukan ritual “Wahair” (kegiatan dimana sebelum makan
diberikan terlebih dahulu kepada leluhur engan cara menumpahkan ditanah).
•
Ada
juga roh–roh gaib
SUMBER
Materi Kuliah pada Mata Kuliah
Kebudayaan Maluku.
No comments:
Post a Comment